Islamic Youth Leadership 2018
Islamic
Youth Leadership 2018 (IYL 2018) adalah program kaderisasi Dewan Pengurus
Daerah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPD-BKPRMI). Acara yang diadakan di SMP Ma’rif Ngawi ini
diprakarsai oleh LPPDSDM-BKPRMI Ngawi. Peserta IYL merupakan ustadz dan
ustadzah TPA/Pondok Pesantren serta Pengurus Remaja Masjid yang menjadi utusan dari 19 atau seluruh
kecamatan di Kabupaten Ngawi. Setiap kecamatan mengirimkan 3-4 utusan untuk
menghadiri IYL 2018.
![]() |
Peserta Islamic Youth Leadership 2018 |
22 Desember 2018
Registrasi
berada di lantai 1 SMP Ma’rif Ngawi. Setiap peserta membayar HTM Rp. 25k
mendapatkan kaos, notebook dan kartu pengenal. Setelah melakukan registrasi,
kami diarahkan menuju tempat istirahat yang dibagi 2 bagian, sebelah barat
khusus ustadz dan sebelah timur khusus ustadzah, serta sekertariatan panitia
berada diantara keduanya. Selain mendapat tempat menginap gratis, kami juga
disediakan makan 3x sehari dan jamuan coffe
break disela-sela materi untuk mengusir kantuk.
Saya
bertemu Alif, adik kelas di SMA dan Mas Yasir yang dahulu satu pondokan dengan
saya di Darul Huda Mayak. Obrolan kami mungkin mencairkan kenangan mengenai
masa lalu yang telah membeku. Kami bercerita mengenai kesibukan masing-masing
saat ini. Seperti Alif yang mengajar di Pesantren Karangkadempel dan Mas Yasir
yang menjadi teknisi database santri sekaligus menjabat ustadz di Pondok
Pesantren Miftahus Sa’adah.
Ustadz-ustadzah
yang hadir menggertak
semangat dakwah saya yang telah lama dorman di dalam benak. Sebut saja Mas
Nasrul yang aktif mengajak teman seperwarungan untuk mengaji. Lalu ada Kisah Mas Abdhi, Mas Adit, Mas Rian, Mas Tito dan Mas Haidar yang sudah
aktif menjalankan kegiatan yasinan meski masih duduk di bangku SMA, dan masih
banyak kisah asatidz muda lain yang tak dapat saya cantumkan satu persatu.
Selain
ustadz muda, juga ada ustadz senior yang mewakili DPD dari kecamatan
masing-masing. Sebut saja Ustadz Sawilan, semangatnya berdakwah melalui medsos dan forum-forum kepemudaan
mengkamuflasekan usianya yang tak lagi muda. Beliau sangat gethol mengajak pemuda agar aktif dan berkarya di bidang apapun,
termasuk di bidang agama.
Islamic Youth Leadership 2018 menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang yang
membawakan materi dengan gaya millenial. Sesi pertama oleh Bapak Sadiq, S.Pd.I
yang merupakan politisi, aktivis dan pengusaha. Tema yang beliau angkat
“Menyiapkan Kepemimpinan Spiritual dari Masjid”. Beliau yang merupakan Ketua
Fraksi PKS DPD Ngawi 2014-2019 memberikan teladan dari kisahnya yang berkiprah
dalam dunia kepemimpinan sejak SMA. Selain bercerita mengenai jatuh bangunnya dalam
organisasi, Beliau juga pernah mewujudkan gagasannya mendirikan Majelis Kajian
Ilmiah Remaja, walaupun saat ini majelis tersebut telah vakum.
Kemudian
sebelum pembicara kedua, ada ice breaking dari Mas Frengki Kurniawan. Membawakan
permainan yang mengajak para peserta berkonsentasi mepraktekan gerakan dari
lagu “kepala, pundak, lutut, kaki” yang dipimpin langsung oleh Mas Frengki. Mas Frengki sengaja membuat gerakan yang tak
berurutan untuk menguji konsentrasi peserta, dan berhasil membuat beberapa
peserta gagal fokus. Esensi dari game ini menurut saya adalah berpikirlah
sebelum meneladani orang lain.
Pembicara
kedua adalah Ustad Fuad, yang menyampaikan materi tentang organisasi. Seperti
pentingnya integritas dalam suatu organisasi dan cara simpel mengedukasi anak
mengenai organisasi dengan cara memberi uang saku Rp. 2000 dan memberinya tugas
agar membelikannya jajanan dan membagikannya secara rata kepada teman-temannya.
Beliau juga menjelaskan analisis SWOT (Strength=
Kelebihan, Weakness=Kekurangan, Opportunity=Kesempatan dan Threatment=Ancaman) dan pentingnya
strategi hubungan antar SWOT.
![]() |
Contoh Analisis SWOT |
Pembicara ketiga adalah ustadz Dr.
A. Halil Thohir, MHI. Beliau yang merupakan Ketua Umum MUI Ngawi dan Kepala
Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Pascasarjana IAIN Kediri ini membawakan materi tentang
manajemen masjid. Manajemen adalah seni mendorong atau menggerakan orang.
Sedangkan manajemen masjid adalah seni membangun, memberdayakan, mengelola dan
membina bangunan fisik dan sumberdaya manusia yang ada di masjid. Adapun dalam
ilmu manajemen biasanya ada 4 hal yang dikaji, yaitu :
1.
Perencanaan
2. Mengorganisir program-program yang telah direncanakan
atau dibagi. Seperti : TPA, Kebersihan, Sholat jama’ah dan lain-lain.
3.
Pelaksanaan
4. Kontrol/Pengawasan oleh sistem. Dimana sistem adalah
kontrol paling edektif. Misalnya fingerptint yang dapat digunakan sebagai
presensi yang paling ampuh menangani bolos dan CCTV yang dapat dengan ketat
mengawasi keamanan masjid.
Adapun
induk dari management masjid ada 3 hal, yaitu Iradah (pengelolaan SDM), Ri’ayah
(pemeliharaan fasilitas dan bangunan fisik masjid) dan Imarah (Memakmurkan/Menghidupkan masjid, seperti Majelis taklim dan
sholat jamaah). Selanjutnya menurut Beliau manajemen merupakan wasilah (sarana) sedangkan masjid yang
makmur adalah ghoyah (tujuan)nya.
Pembicara
berikutnya adalah ustadz Afifudin Khoir, S.Psi, M.Pd.I yang menyampaikan tema
“Dakwah Pemuda di Era Millenial”. Ilmu yang saya tangkap dari beliau adalah
bagaimana cara menyampaikan dakwah melalaui media sosial maupun teknologi yang
telah hadir di era industri 4.0 ini, hal ini atas dasar nasehat Sayyidina Ali
yang berbunyi “Didiklah anakmu sesuai dengan masanya, karena masanya berbeda
dengan masamu”.
23 Desember 2018
Pembicara kelima adalah ustadz
Eko Sugiarto yang membawakan tema “Membangun Kepeloporan Pemuda di Jawa Timur”.
Beliau bercerita mengenai kewirausahaan rintisan masyarakat kabupaten Ngawi.
Seperti batik pringgondani di Desa Mojo, Kecamatan Bringin yang telah
mengembangkan batik khas Ngawi. Desa Dempel yang terkenal dengan wisata
belimbingnya yang ramai pengunjung dan Bank Sampanya yang masih eksis hingga
kini.
Sebelum
materi terakhir, ada hiburan dari Mas Mashuri. Beliau adalah ketua IYL 2018
yang sangat energik memantau dan terjun langsung mengwasi kegiatan. Game yang
dibawakan adalah menghafal do’a melalui media bernyanyi. Do’a yang dilantunkan
adalah do’a ketika hujan “Allahumma Shoyyiban
Nafi’an” dengan nada “pelangi” karya AT Mahmud.
![]() |
Mengcover lagu pelangi menjadi turun hujan, untuk menghafal do'a turun hujan |
Selanjutnya
adalah materi terkahir. Sebelum menyampaikan materi terakhir, ustadz Ari
Kurnianto terlebih dahulu menyanyikan
mars BKPRMI. Adapun lirik mars tersebut adalah sebagai berikut :
Selanjutnya
Beliau menyampaikan materi mengenai Rencana Tindak Lanjut. Dimana rencana
tindak lanjut berperan penting untuk mengaplikasikan materi-materi yang telah
diajarkan di IYL 2018 yang dapat diaplikasikan kedalam kehidupan organisasi
BKPRMI. Adapun ada 3 usulan dari peserta IYL 2018 yang akhirnya sekaligus
disetujui, yaitu One Day One Juz (ODOJ), Kajian Online via Webinar/IG/Youtube
Live dan Silaturrahim DPD antar Kecamatan.
Setelah
materi terakhir, diadakan pemilihan presiden alumni IYL 2018 dengan mengusung 4
kandidat yang dipilih dari tiap kubu. Yaitu Mas Yasir, Mbak Diah, Mbak Uus dan
Mas Ali. Hasilnya diperoleh bahwa Mas Yasir menjadi presiden atau ketua alumni
IYL 2018 mengalahkan kanididat lain. Selanjutnya penutupan IYC dengan diakhiri
pembacaan qiro’ah dan do’a.
1 Komentar
👍👍👍
BalasHapus